Sejarah Masuknya Islam di Indonesia
flashback soal tugas agama
A.Penjelasan
Perkembangan Islam di Indonesia
1.Masuknya
Islam di Indonesia
Ketika Islam datang di Indonesia, berbagai agama
dan kepercayaan seperti animisme, dinamisme, Hindu dan Budha, sudah banyak
dianut oleh bangsa Indonesia bahkan dibeberapa wilayah kepulauan Indonesia
telah berdiri kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu dan Budha.
Islam datang masuk ke Indonesia, pada tanggal 17
s.d 20 Maret 1963 di Medan, Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama hijriyah
atau pada abad ke tujuh masehi. Menurut sumber lain menyebutkan bahwa Islam
sudah mulai ekspedisinya ke Nusantara pada masa Khulafaur Rasyidin (masa
pemerintahan Abu Bakar Shiddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan dan Ali bin
Abi Thalib), disebarkan langsung dari Madinah.
Ajaran-ajaran Islam tersebut antara lain sebagai
berikut:
1.
Islam mengajarkan toleransi terhadap
sesamamanusia,salingmenghormati dan tolong menolong.
2.
Islam mengajarkan bahwa dihadapan Allah,
derajat semua manusia sama, kecuali takwanya.
3.
Islam mengajarkan bahwa Allah adalah Tuhan
Yang Maha Esa, Maha Pengasih dan Penyayangdan mengharamkan manusia saling
berselisih, bermusuhan,merusak, dan saling mendengki.
4.
Islam mengajarkan agar manusia menyembah
hanya kepada Allah dan tidak menyekutukannya serta senantiasa setiap saat
berbuat baik terhadap sesama manusia tanpa pilih kasih.
2.Cara Masuknya Islam ke Indonesia
Islam masuk ke Indonesia,
bukan dengan peperangan ataupun penjajahan. Islam berkembang dan tersebar di
Indonesia justru dengan cara damai dan persuasif berkat kegigihan para ulama. Karena
memang para ulama berpegang teguh pada prinsip Q.S. al-Baqarah ayat 256 : Tidak
ada paksaan dalam agama (Q.S. al-Baqarah ayat 256).
Adapun cara masuknya
Islam di Indonesia melalui beberapa cara antara lain :
1.Perdagangan
Jalur ini dimungkinkan karena orang-orang melayu
telah lama menjalin kontak dagang dengan orang Arab.Apalagi setelah berdirinya
kerajaan Islam seperti kerajaan Islam Malaka dan kerajaan Samudra Pasai di
Aceh, maka makin ramailah para ulama dan pedagang Arab datang ke Nusantara
(Indonesia).Disamping mencari keuntungan duniawi juga mereka mencari keuntungan
rohani yaitu dengan menyiarkan Islam.Artinya mereka berdagang sambil menyiarkan
agama Islam.
2.Kultural
Artinya penyebaran Islam di Indonesia juga
menggunakan media-media kebudayaan, sebagaimana yang dilakukan oleh para wali
sanga di pulau jawa. Misalnya Sunan Kali Jaga dengan pengembangan kesenian
wayang.Ia mengembangkan wayang kulit, mengisi wayang yang bertema Hindu dengan
ajaran Islam. Sunan Muria dengan pengembangan gamelannya.Kedua kesenian
tersebut masih digunakan dan digemari masyarakat Indonesia khususnya jawa
sampai sekarang.Sedang Sunan Giri menciptakan banyak sekali mainan anak-anak,
seperti jalungan, jamuran, ilir-ilir dan cublak suweng dan lain-lain.
3.Pendidikan
Pesantren merupakan salah satu lembaga
pendidikan yang paling strategis dalam pengembangan Islam di Indonesia.Para
da’i dan muballig yang menyebarkan Islam diseluruh pelosok Nusantara adalah
keluaran pesantren tersebut.Datuk Ribandang yang mengislamkan kerajaan
Gowa-Tallo dan Kalimantan Timur adalah keluaran pesantren Sunan
Giri.Santri-santri Sunan Giri menyebar ke pulau-pulau seperti Bawean, Kangean,
Madura, Haruku, Ternate, hingga ke Nusa Tenggara.Dan sampai sekarang pesantren
terbukti sangat strategis dalam memerankan kendali penyebaran Islam di seluruh
Indonesia.
4.Kekuasaan Politik
Artinya penyebaran Islam di Nusantara, tidak
terlepas dari dukungan yang kuat dari para Sultan. Di pulau Jawa, misalnya
keSultanan Demak, merupakan pusat dakwah dan menjadi pelindung perkembangan
Islam.Begitu juga raja-raja lainnya di seluruh Nusantara. Raja Gowa-Tallo di
Sulawesi selatan melakukan hal yang sama sebagaimana yang dilakukan oleh Demak
di Jawa. Dan para Sultan di seluruh Nusantara melakukan komunikasi, bahu
membahu dan tolong menolong dalam melindungi dakwah Islam di Nusantara.Keadaan
ini menjadi cikal bakal tumbuhnya negara nasional Indonesia dimasa mendatang.
3.Perkembangan Masuknya Islam di Beberapa Wilayah Indonesia
Perkembangan Islam di Indonesia berlangsung di
beberapa tempat, yaitu Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kalimantan, Maliku, Irian
Jaya, dan Nusa Tenggara.
a.Perkembangan Islam di Sumatera.
Pada pertengahan abad
ke-13, di Sumatera telah berdiri kerajaan Islam Samudera Pasai yang merupakan
kerajaan Islam pertama di Indonesia, kerajaan ini terletak di pesisir timur
laut aceh yang sekarang merupakan wilayah Kabupaten Lhouksumawe. Samudera Pasai
adalah sebuah kerajaan maritim, samudera pasai telah mengadakan hubungan dengan
Sultan Delhi di India pada pelayaran kerajaan Samudra Pasai merupakan pusat
studi agama Islam dan tempat berkumpulnya para ulama dari berbagai negara
Islam.
b.Perkembangan Islam di Jawa
Perkembangan di Jawa
tidak bisa dipisahkan dari peranan wali, jumlah wali yang terkenal sampai
sekarang adalah sembilan, yang dalam bahasa dikenal dengan sebutan WALI SONGO.
Para wali yang termasuk dalam wali songo adalah sebagai berikut :
SUNAN MAULANA MALIK IBRAHIM
Dalam Babad Tanah Jawa disebut Makdum
Brahim Asmara, dan sering dipanggil dengan Syekh Maulana Maghribi. Asalnya dari
Samarakandhi, kemudian bermukim sementara di Campa, setelah itu meneruskan
perjalanan dan menetap di Jawa Timur ( Wafat 1419 M, dimakamkan di Gresik ).(
Asnan Wahyudi Abu Kholid, Kisah Walisongo. Surabaya: Karya
Ilmu, hlm17 ).
Dalam kisah disebutkan memiliki ilmu Al Qur’an yang
mumpuni, sehingga dapat menaklukkan para perampok penganggu masyarakat yang
berkekuatan ilmu Ilblis. Ia pun berhasil menghapuskan upacara pengorbanan nyawa
gadis untuk meminta hujan, dengan memasyarakatkan Sholat Istiqo’, dan berhasil
dengan baik.
Maulana Malik Ibrahim dalam penyebaran Islam tidak
secara langsung mengajarkan Islam, namun melalui pemenuhan kebutuhan pokok
hidup manusia. Dengan demikian ia berhasil menarik simpati masyarakat luas dan
mendorong kesadaran masuk agama Islam.
SUNAN AMPEL
Nama aslinya R. Rahmat, ayahnya bernama Maulana Isqak
( saudara Maulana Malik Ibrahim ). Maulana Isqak beristeri Puteri Campa,
melahirkan R. Rahmat (S.Ampel) dan Sayid Aqi Murtadlo ( R. Santri ). Sunan
Ampel dikenal sebagai pemula pendiri Pondok-Pesantren, sebagai pusat
pengkaderan para ulama penyebar Islam. Para kader santrinya seperti R. Paku (
S. Giri ), R. Patah ( Sultan Demak ), Makdum Ibrahim (putranya disebut
S.Bonang), dan Syarifuddin (putera kenuanya, yang kemudian jadi S. Drajat).
Sunan Ampel diperkirakan sampai di Jawa sebelum tahun
1446M, karena sebelumnya singgah di Palembang pada tahun 1443 (menurut Tome
Pires ) 1440( menurut De Holder ). Oleh Adipati Terung, R. Rahmat ditempatkan
di Ampel, dekat Surabaya. Dari sinilah mulai menyebarkan Islam dan mendirikan
Pondok Pesantren Ampel Dento, sehingga disebut Sunan Ampel, yang kemudian
dikenal sebagai pemula penyebaran Islam di Jawa dan Madura. Majapahit melihat
perkembangan Islam ini, kemudian justeru didekati, bahkan R. Rahmat ( S. Ampel
) dinikahkan dengan puteri Majapahit ( Nyai Tilan atau Ni Gede Manila/ Nyai
Tilan, puteri Tumenggung Wilatikta, dalam Babad Tanah Jawi ). Sunan
Ampel wafat pada tahun 1481 – dalamBabad Gresik ).
SUNAN GIRI
Namanya adalah Muhammad ’Ainul Yaqin atau Raden Paku,
putera Isqak Ma’shum. Menurut tradidi Cirebonan, Sunan Giri adalah putera
Maulana Isqak, kedua silsilahnya sampai pada Fathimah Al Zahro dan Ali bin Abi
Thalib. Nama Sunan Giri termasuk disebut semua dalam 3 versi penyebutan wali (
Versi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur).
Sunan Giri adalah wali yang merencanakan berdirinya
Negara Islam pertama di Jawa, yakni Bintara Demak, dan sebagai penasehat
militer negara tersebut. Sunan Giri lah yang memberikan gelar Sultan untuk
R.Patah menjadi raja Demak yaitu Sultan Akbar ( dalam sumbar Belanda, S. Giri
disebut Mohamedanich Paus, atau ”Paus van Java”).
Ketika Majapahit lemah, kemudian diserang dan dikuasai
oleh dinasti Girindrawardhana ( Kediri ), maka R. Patah sebagai pewaris
Majapahit berusaha merebutnya kembali. Dalam penyerangan itulag S. Giri sebagai
penyusun strategi, dan sebagai pelaksananya adalah Panglima Sunan Bonang, dan
serangan itu berhasil baik.
S. Giri diakui sebagai yang paling menguasai Agama
Islam, oleh karena itu, ketika muncul penyimpangan Syekh Siti Jenar, maka S.
Girilah yang memberikan strategi untuk menangkap dan menghukum, serta eksekusi
bunuh ( karena mengajarkan agama dengan sesat dan mengacaukan masyarakat ).
Ajaran sesat itu kemudian diluruskan.
SUNAN BONANG
Aslinya bernama Raden Makdum Ibrahim ( putera Sunan
Ampel dan cucu Maulana Malik Ibrahim ), saudara Sunan Drajat. Dari ibunya Nyi
Ageng Malaka ( dewi Candrawati ) adalah puteri Brawijaya dari Majapahit (
sumber:Bahan-bahan Sejarah Islam di Jawa tengah Bagian Utara.Semarang:
Lembaga Research & Survey IAIN Walisongo,1982 ).
Peran Sunan Bonang antara lain ialah :
Pertama, termasuk yang ikut mendirikan Kerajaan Demak,
kemudian menjadi Panglima Tertinggi Angkatan Perang Demak. Sebagai pemimpin
sidang kasus Syekh Siti Jenar, Sidang Pendirian Masjid Demak, dan
juga memimpin pengangkaktan R.Patah sebagai Sultan demak.
Kedua, Sunan Bonang berdakwah di Tuban, Pati, Madura,
dan P.Bawean. Dalam berdakwah menggunakan perangkat Gamelan dengan
Gendhing-geding bernuansa Dakwah. S. Bonang termasuk pencipta
tembang dan gending bernafaskan Islam, yang amat disukai masyarakat, sehingga
menarik masuarakar untuk memeluk agama Islam.
Ketiga, melawan para pendeta yang mengobarkan
ilmu gaib ( sihir ), dalam rangka menyakinkan bahwa ajaran Islam itu
dapat mengalahkan segala ilmu hitam yang mencekam kehidupan
masyarakat. Keberhasilan Sunan Bonang melawan para pendekar ilmu hitam itu,
dapat sambutan positif dari masyarakat.
Sunan Bonang berdakwah keliling daerah
mulai dari Tuban, sampai Madura dan Bawean, yang akhirnya iapun
wafat di P. Bawean, kemudian dimakamkan di Tuban, meskipun sebelumnya
masyarakat Bawean memginginkan di makam Bawean.Ajaran Sunan Bonang telah
dihimpun dalam Het Boek Van Bonang, yang apabila dikaji isi
ajarannya mengandung ajaran dari beberapa kitab, antara lain : Ihya’
Ulumuddin ( Imam Ghazali );Quth Al-Qulub ( Abu Tholib
Al-Makky ); dan Hayatul Auliya’( Abu Nu’aim al Isfahani ). (
sumber: Ridin Sofwan, Islamisasi di Jawa.( Jogjakarta:Pustaka
Pelajar, 2004, hlm.78 ).
SUNAN KALIJAGA
Nama aslinya adalah Raden Said, waktu mudanya dikenal
sebagai Brandal lokajaya. Nama panggilannya yang lain adalah Pangeran Tuban,
Raden Abdurrahman, dan Syekh Mlaya. ( sumber: Bahan-bahan Sejarah
Islam.....,1982,hlm.17). Menurut berita dalam Babad Tanah
Jawi, disebutkan bahwa Sunan Kalijaga adalah putera Tumenggung
Wilatikta.
Menurut Babad Majapahit dan Babad
Para Wali, Sunan Kalijaga dikukuhkan di hadapan Sunan Giri sebagai
Ketua Para Wali di Jawa.
Beberapa hal yang dilakukan oleh S. Kalijaga, antara
lain:
Ketika membangun Masjid Demak, S. Kalijaga seangaja
membuat ”soko tatal”, yang maksudnya sebagai lambang kebersamaan-persatuan (
dengan bersatu, membuat soko guru yang kokoh ).
Memberantas ajaran yang melenceng dari akidah,
yaitu ajaran sesat”wahdatul Wujud” atau ”Manunggaling
Kawula Gusti”, yang diajarkan oleh Syekh Siti Jenar. Menurut Serat
Kandaning Ringgit Purwa, dituturkan bahwa Syekh Siti Jenar disidang
oleh para wali, termasuk S. Kalijaga, setelah bebar-benar positif Siti Jenar
mengakui bahwa dirinya adalah Allah, maka dijatuhi hukuman mati. Kasus ini
merupakan tindakan yang tegas dari para wali menghadapi aliran sesat Pantheisme,
yang membahayakan akidah Islamiyah, merusak kehidupan beragama yang benar.
Dalam hal ini Sunan Kalijaga tidak punya kompromi & bertindak tegas, untuk
menyelamatkan masyarakat.
Dalam hal lain, ketika menghadapi agama Hindu/Budha,
yang dipakai S.Kalijaga adalah pendekatan budaya, sufistik, namun tetap
menjalankan Aqidah Ahlussunnah wal jama’ah. S. Kalijaga lebih berdakwah lebih
memperhatikan situasi dan kondisi yang dihadapi, dengan mengadakan perubahan
gradual, sedikit demi sedikit memberikan pengaruh Islam pada yang lama, dan
tidak menunjukkan radikalitas. Dengan mengisi yang sudah ada, dengan nafas
Islam yang semakin lama menjadi Islam yang dominan. Beberapa contoh yang dilakukan
oleh S. Kalijaga, antara lain:
Meletakkan motif sengkalan berbentuk Bulus ( hewan
yang dianggap suci oleh orang Budha ) pada mihrab Masjid Demak. Dengan
demikian, manjadi daya tarik orang yang dulunya Budha mau memeluk Islam.
S.Kalijaga sebagai salah satu pencipta Gamelan Sekaten
( Syahadaten ), yang gendingnya bernama ”Salatun”, ”Sholawatun”, dan ”Rambu”
(dari kata Robbul’alamina) ( Ahmad Adaby Darban, Fragmenta Sejarah
Islam di Indonesia, hlm. 9 ). Menciptakan jenis dan model pakaian ”Taqwo”
( taqwa ), yang dibuat menutup aurath rapat dan rapi, khas sebagai busana Jawa
Islam.
S. Kalijaga juga ikut membesut Wayang Purwa, menjadi
pedalangan wayang kulit yang menjadi media dakwah efektik bagi masyarakat Jawa.
Pada wayang ini S. Kalijaga bersama S. Bonang, dan S. Ampel ( Janget Tinatelon
), menambah kreasi ceritera seperti Dewa Ruci dan adanya Punokawan ( Semar,
Gareng, Petruk, Bagong, Togog, dan lainnya ).
Bersama S.Bonang, S.Kalijaga mumbuat tembang Mocopat,
dan permainan anak-anak seperti ”Jethungan”. Tembang yang terkenal seperti
Ilir-ilir, kemudian Mocopat sepertia Dandang Gula, Sinom, Megatruh dan
sebagainya.
S. Kalijaga juga dikenal sebagai perencana tata-letak
ibukota karajaan Demak, yang kemudian ditiru di setiap kabupaten di pulau Jawa
ini. Seperti Kraton, Alun-alun dengan 2 pohon beringin ditengahnya ( dua
kalimah Syahadat ), dan 99 pohon beringin di sekitarnya ( Asma’ul Husna ). Tata
letak itu didasarkan atas falsafah ”Baldatun Toyyibatun wa Robbun Ghofur” (
Ridin Sofwan dkk., Islamisasi Jawa. hlm.122 ).
Tentang wafatnya S. Kalijaga tdak terdapat tanda atau
prasasti, namun dimakamkan di Kadilangu dekat Demak.
SUNAN KUDUS
Nama aslinya Ja’far Shiddiq atau Raden Fatihan, putera
S. Ngundung dan Syarifah (cucu S. Ampel). Ia diangkat sebagai Penghulu di
Kraton Demak. Dalam rangka perang menghadapi Majapahit yang diduduki oleh
dinasti Grindawardhana, Jakfar Shodiq diangkat jadi panglima perang melawan
Majapahit. Dalam misinya menyerbu Majapahit, ia dibantu oleh para
bupati yang sudah Moslem, antara lain Bupati madura, Adipati Sumenep,
Pamekasan, Balega, Panaraga, bersatu melawan Majapahit, dan berhasil membedah
Majapahit.. Setelah menaklukkan Majapahit, maka diteruskan menaklukkan Pengging
dibawah Adipati Handayaningrat.yang berniat ingin merdeka dari
Demak.
Dalam rangka menarik umat Hindu masuk Islam, Sunan
Kudus menambatkan seekor lembu di pohon halaman Masjid Menara Kudus.
Kemudia iapun berfatwa, bahwa masyarakat kudus tidak boleh menyembelih sapi (
yang dipuja orang Buda ). Melihat hal ini warga Budha, sangat menghargai S.
Kudus, dan bahkan ingin masuk agama Islam. Masih banyak lagi kisah S. Kudus.
SUNAN DRAJAT
Nama aslinya ialah Raden Qosim sering disebut juga
Raden Syaifuddin, adalah putera S. Ampel. Sunan Drajat mendapat
tugas dari ayahandanya untuk berdakwah di sebelah barat Gresik, namun kapal
yang dinaikinya dibawa ombak, maka ia terdampar di Jelog, Banjarwati Paciran.
Ia mulai dengan mendirikan Pondok-Pesantren, yang dalam waktu singkat banyak
yang berguru di pesantrennya.
S. Drajat kemudian pindah ke arah selatan, yaitu
sekarang namanya nDalem Duwur. Di tempat inilah ia lebih mendapat dukungan dan
penganut yang lebih banyak. Adapun metode dakwahnya adalah lebih melalui
kesenian, yaitu membuat Syair dan Lagu Jawa. Ajarannya yang dikenal antara lain :
” Berikanlah tongkat pada orang buta ”,
” Berikanlah makan pada orang yang lapar ”
” Berikanlah pakaian kepada orang yang telanjang ”,
” Berikanlah tempat berteduh bagi orang yang kehujanan
”.
Sunan Drajat dimakamkan di Desa Drajat, Paciran
Lamongan .
SUNAN MURIA
Nama aslinya adalah Raden Umar Said, putera S.
Kalijaga. Menurut CLN Van Den Berg, dalam bukunya De Hedramaut et les
Colonies Arabes,dinyatakan bahawa para wali termasuk Sunan Muria
itu adalah keturunan Arab. Demikian pula menurut buku Pustoko
Darah Agung, dinyatakan bahwa Sunan Muria adalah keturunan Arab.
Cara berdakwah S. Muria mengikuti S. Kalijaga, yaitu
tradisi lama yang sudah ada tidak dibabat, namun diberi nafas Islam. Ia
menyebarkan Islam di daerah-daerah Jepara, Kudus Trayu dan Juana. Dalam
berda’wah menggunakan lagu Mocopat, yang paling digemari adalah Sinom.
SUNAN GUNUNG JATI
Nama aslinya adalah Syarif Hidayatullah/ Fatahillah /
Falatehan. Ia keturunan ibunya adalah puteri dari raja Pajajaran, dan
ayahnya raja Mesir. Sejak umur 14 tahun ia telah giat belajar agama
Islam, dan pada masa remajanya ia pun telah mempelajari ilmu-ilmu hakikat dari
Nabi Muhammad Saw., Nabi Khidhir, Nabi Musa, dan Nabi Sulaiman.
Kegiatan Sunan Gunung Jati antara lain :
Dikenal sebagai penegak Islam dan penyebar Islam di
Jawa, dan memiliki wewenang dua tugas, yaitu berhak mendirikan
kadaulatan di Cirebon ( karena anak putri Pajajaran ), dan punya wewenang
penyebar agama Islam, karena dianggap keturunan Nabi Muhammad Saw.. Ia termasuk yang kemudian
mendirikan Kerajaan Cirebon dan Kerajaan Banten. Meskipun demikian, Sunan
Gunung Jati tidak mau mendudukkan dirinya sebagai raja, ia lebih suka
berkhidmad pada bidang dakwah/ penyiaran Islam di Jawa, Khususnya Jawa Barat.
Sunan Gunung Jati atau Fatahillah/ Falatehan / Syarif
Hidayatullah, punya jasa besar membentengi Pulau Jawa dari pendudukan Portugis.
Ketika Portugis akan menjajah pelabuhan Sunda Kelapa, maka berhasil digagalkan
dan dikalahkan oleh Fatahillah, kemudian pelabuhan itu diubah namanya dengan
Jayakarta ( Jakarta ).
c.Perkembangan Islam di Sulawesi
Masuknya islam di Sulawesi tidak terlepas dari
peranan Sunan Giri di Gresik. Hal itu karena Sunan Giri menyelenggarakan
pesantren yang banyak didatangi oleh santri dari luar Jawa, seperti ternate dan
hiu. Pada abad ke-16 di sulsel telah berdiri kerajaan hindhu gowa dan tallo.
Penduduknya banyak yang memeluk agama islam karena hubungannya dengan
kesultanan Ternate.
d.Perkembangan Islam di Kalimantan
Pada abad ke-16, islam mulai memasuki kerajaan
Sukadana. Dibagian selatan Kalimantan berdiri kerajaan islam banjar pada
sekitar tahun 1526. Panngeran Suriansyah merupakan tokoh yang amat penting
dalam sejarah islam di Kalimantan.
Dalam usaha mengembangkan islam/ Syekh muhamad arsyad al-Banjari mendirikan
pondok pesantren untuk menampung santri yang datang dari berbagai pelosok
Kalimantan. Pada masa berikutnya muncul seorang pahlawan Kalimatan yang sangat
berjasa dalam mengembangkan islam. Ia adalah SULTAN
AMIRUDIN KHALIFATUL MUKMININ. Yang lebih
dikenal nama pangeran Antasari.
e.Perkembangan
Islam di Maluku dan Irian
JAYA Penyebaran islam di Maluku tidak lepas dari
jasa para santri Sunan Drajat yang berasal dari Ternate dan Hitu. Di Maluku ada
4 kerajaan bersaudara yang berasal dari keturunan yang sama yaitu Ternate,
Tidore, Bacan dan Jailolo. Raja Tidore masuk islam dan mengganti nama menjadi
Sultan Jamalludin.
Demikian juga raja Jailolo, ia masuk isalm dan mengganti nama menjadi
Sultan Hassanudin. Peran kesultanan Ternate dalam penyebaran islam baru dimulai
pada masa Sultan Zaenal Abidin. Ia juga berhasil mengambangkan islam ke Maluku
dan Irian Jaya bahkan sampai ke Filipina.
B.Hikmah
Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia
Setelah memahami bahwa perkembangan Islam di Indonesia memiliki warna atau
ciri yang khas dan memiliki karakter tersendiri dalam penyebarannya, kita dapat
mengambil hikmah, diantaranya sebagai berikut :
1.
Islam membawa ajaran yang berisi
kedamaian.
2.
Penyebar ajaran Islam di Indonesia adalah
pribadi yang memiliki ketangguhan dan pekerja keras.
3.
Terjadi akulturasi budaya antara Islam dan
kebudayaan lokal meskipun Islam tetap memiliki batasan dan secara tegas tidak
boleh bertentangan dengan ajaran dasar dalam Islam.
C.Manfaat
dari Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia
Banyak manfaat yang dapat kita ambil untuk dilestarikan diantaranya sebagai
berikut :
1.
Kehadiran para pedagang Islam yang telah
berdakwah dan memberikan pengajaran Islam di bumi Nusantara turut memberikan
nuansa baru bagi perkembangan pemahaman atas suatu kepercayaan yang sudah ada
di Nusantara ini.
2.
Hasil karaya para ulama yang berupa buku
sangat berharga untuk dijadikan sumber pengetahuan.
3.
Kita dapat meneladani Wali Sanga
4.
Menjadikan masyarakat gemar membaca dan
mempelajari Al-Qur’an.
5.
Mampu membangaun masjid sebagai tempat
ibadah dalam berbagai bentuk atau arsitektur hingga kee seluruh pelosok
Nusantara.
6.
Mampu memanfaatkan peninggalan sejarah,
termasuk situs-situs peninggalan para ulama, baik berupa makam, masjid, maupun
peninggalan sejarah lainnya.
7.
Seorang ulama atau ilmuwan dituntut oleh
islam untuk mempraktikan tingkah laku yang penuh keteladanan agar terus
dilestarikan dan dijadikan panutan oleh generasi berikutnya.
8.
Para ulama dan umara bersatu padu mengusir
penjajah meskipun dengan persenjataan yang tidak sebanding.