GREEN-BLUE WORLD
Welcome to my masterpiece, sista (or bro :p) Have fun and enjoy here.
Sejarah Masuknya Islam di Indonesia
Rabu, 14 November 2012 | 02.50 | 0 Sista/Bro

flashback soal  tugas agama 

A.Penjelasan Perkembangan Islam di Indonesia

1.Masuknya Islam di Indonesia 

Ketika Islam datang di Indonesia, berbagai agama dan kepercayaan seperti animisme, dinamisme, Hindu dan Budha, sudah banyak dianut oleh bangsa Indonesia bahkan dibeberapa wilayah kepulauan Indonesia telah berdiri kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu dan Budha.

Islam datang masuk ke Indonesia, pada tanggal 17 s.d 20 Maret 1963 di Medan, Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama hijriyah atau pada abad ke tujuh masehi. Menurut sumber lain menyebutkan bahwa Islam sudah mulai ekspedisinya ke Nusantara pada masa Khulafaur Rasyidin (masa pemerintahan Abu Bakar Shiddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib), disebarkan langsung dari Madinah.

Ajaran-ajaran Islam tersebut antara lain sebagai berikut:
1.                       Islam mengajarkan toleransi terhadap sesamamanusia,salingmenghormati dan tolong menolong.
2.                       Islam mengajarkan bahwa dihadapan Allah, derajat semua manusia sama, kecuali takwanya.
3.                       Islam mengajarkan bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Pengasih dan Penyayangdan mengharamkan manusia saling berselisih, bermusuhan,merusak, dan saling mendengki.
4.                       Islam mengajarkan agar manusia menyembah hanya kepada Allah dan tidak menyekutukannya serta senantiasa setiap saat berbuat baik terhadap sesama manusia tanpa pilih kasih.
2.Cara Masuknya Islam ke Indonesia
Islam masuk ke Indonesia, bukan dengan peperangan ataupun penjajahan. Islam berkembang dan tersebar di Indonesia justru dengan cara damai dan persuasif berkat kegigihan para ulama. Karena memang para ulama berpegang teguh pada prinsip Q.S. al-Baqarah ayat 256 : Tidak ada paksaan dalam agama (Q.S. al-Baqarah ayat 256).
Adapun cara masuknya Islam di Indonesia melalui beberapa cara antara lain :
1.Perdagangan
Jalur ini dimungkinkan karena orang-orang melayu telah lama menjalin kontak dagang dengan orang Arab.Apalagi setelah berdirinya kerajaan Islam seperti kerajaan Islam Malaka dan kerajaan Samudra Pasai di Aceh, maka makin ramailah para ulama dan pedagang Arab datang ke Nusantara (Indonesia).Disamping mencari keuntungan duniawi juga mereka mencari keuntungan rohani yaitu dengan menyiarkan Islam.Artinya mereka berdagang sambil menyiarkan agama Islam.

2.Kultural
Artinya penyebaran Islam di Indonesia juga menggunakan media-media kebudayaan, sebagaimana yang dilakukan oleh para wali sanga di pulau jawa. Misalnya Sunan Kali Jaga dengan pengembangan kesenian wayang.Ia mengembangkan wayang kulit, mengisi wayang yang bertema Hindu dengan ajaran Islam. Sunan Muria dengan pengembangan gamelannya.Kedua kesenian tersebut masih digunakan dan digemari masyarakat Indonesia khususnya jawa sampai sekarang.Sedang Sunan Giri menciptakan banyak sekali mainan anak-anak, seperti jalungan, jamuran, ilir-ilir dan cublak suweng dan lain-lain.

3.Pendidikan
Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang paling strategis dalam pengembangan Islam di Indonesia.Para da’i dan muballig yang menyebarkan Islam diseluruh pelosok Nusantara adalah keluaran pesantren tersebut.Datuk Ribandang yang mengislamkan kerajaan Gowa-Tallo dan Kalimantan Timur adalah keluaran pesantren Sunan Giri.Santri-santri Sunan Giri menyebar ke pulau-pulau seperti Bawean, Kangean, Madura, Haruku, Ternate, hingga ke Nusa Tenggara.Dan sampai sekarang pesantren terbukti sangat strategis dalam memerankan kendali penyebaran Islam di seluruh Indonesia.

4.Kekuasaan Politik
Artinya penyebaran Islam di Nusantara, tidak terlepas dari dukungan yang kuat dari para Sultan. Di pulau Jawa, misalnya keSultanan Demak, merupakan pusat dakwah dan menjadi pelindung perkembangan Islam.Begitu juga raja-raja lainnya di seluruh Nusantara. Raja Gowa-Tallo di Sulawesi selatan melakukan hal yang sama sebagaimana yang dilakukan oleh Demak di Jawa. Dan para Sultan di seluruh Nusantara melakukan komunikasi, bahu membahu dan tolong menolong dalam melindungi dakwah Islam di Nusantara.Keadaan ini menjadi cikal bakal tumbuhnya negara nasional Indonesia dimasa mendatang.

3.Perkembangan Masuknya Islam di Beberapa Wilayah Indonesia 
Perkembangan Islam di Indonesia berlangsung di beberapa tempat, yaitu Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kalimantan, Maliku, Irian Jaya, dan Nusa Tenggara.
a.Perkembangan Islam di Sumatera. 
Pada pertengahan abad ke-13, di Sumatera telah berdiri kerajaan Islam Samudera Pasai yang merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia, kerajaan ini terletak di pesisir timur laut aceh yang sekarang merupakan wilayah Kabupaten Lhouksumawe. Samudera Pasai adalah sebuah kerajaan maritim, samudera pasai telah mengadakan hubungan dengan Sultan Delhi di India pada pelayaran kerajaan Samudra Pasai merupakan pusat studi agama Islam dan tempat berkumpulnya para ulama dari berbagai negara Islam.

b.Perkembangan Islam di Jawa 
Perkembangan di Jawa tidak bisa dipisahkan dari peranan wali, jumlah wali yang terkenal sampai sekarang adalah sembilan, yang dalam bahasa dikenal dengan sebutan WALI SONGO. Para wali yang termasuk dalam wali songo adalah sebagai berikut :

SUNAN MAULANA MALIK IBRAHIM
Dalam Babad Tanah Jawa disebut Makdum Brahim Asmara, dan sering dipanggil dengan Syekh Maulana Maghribi. Asalnya dari Samarakandhi, kemudian bermukim sementara di Campa, setelah itu meneruskan perjalanan dan menetap di Jawa Timur ( Wafat 1419 M, dimakamkan di Gresik ).( Asnan Wahyudi Abu Kholid, Kisah Walisongo. Surabaya: Karya Ilmu, hlm17 ).
Dalam kisah disebutkan memiliki ilmu Al Qur’an yang mumpuni, sehingga dapat menaklukkan para perampok penganggu masyarakat yang berkekuatan ilmu Ilblis. Ia pun berhasil menghapuskan upacara pengorbanan nyawa gadis untuk meminta hujan, dengan memasyarakatkan Sholat Istiqo’, dan berhasil dengan baik.
Maulana Malik Ibrahim dalam penyebaran Islam tidak secara langsung mengajarkan Islam, namun melalui pemenuhan kebutuhan pokok hidup manusia. Dengan demikian ia berhasil menarik simpati masyarakat luas dan mendorong kesadaran masuk agama Islam.

SUNAN AMPEL
Nama aslinya R. Rahmat, ayahnya bernama Maulana Isqak ( saudara Maulana Malik Ibrahim ). Maulana Isqak beristeri Puteri Campa, melahirkan R. Rahmat (S.Ampel) dan Sayid Aqi Murtadlo ( R. Santri ). Sunan Ampel dikenal sebagai pemula pendiri Pondok-Pesantren, sebagai pusat pengkaderan para ulama penyebar Islam. Para kader santrinya seperti R. Paku ( S. Giri ), R. Patah ( Sultan Demak ), Makdum Ibrahim (putranya disebut S.Bonang), dan Syarifuddin (putera kenuanya, yang kemudian jadi S. Drajat).
Sunan Ampel diperkirakan sampai di Jawa sebelum tahun 1446M, karena sebelumnya singgah di Palembang pada tahun 1443 (menurut Tome Pires ) 1440( menurut De Holder ). Oleh Adipati Terung, R. Rahmat ditempatkan di Ampel, dekat Surabaya. Dari sinilah mulai menyebarkan Islam dan mendirikan Pondok Pesantren Ampel Dento, sehingga disebut Sunan Ampel, yang kemudian dikenal sebagai pemula penyebaran Islam di Jawa dan Madura. Majapahit melihat perkembangan Islam ini, kemudian justeru didekati, bahkan R. Rahmat ( S. Ampel ) dinikahkan dengan puteri Majapahit ( Nyai Tilan atau Ni Gede Manila/ Nyai Tilan, puteri Tumenggung Wilatikta, dalam Babad Tanah Jawi ). Sunan Ampel wafat pada tahun 1481 – dalamBabad Gresik ).

SUNAN  GIRI
Namanya adalah Muhammad ’Ainul Yaqin atau Raden Paku, putera Isqak Ma’shum. Menurut tradidi Cirebonan, Sunan Giri adalah putera Maulana Isqak, kedua silsilahnya sampai pada Fathimah Al Zahro dan Ali bin Abi Thalib. Nama Sunan Giri termasuk disebut semua dalam 3 versi penyebutan wali ( Versi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur).
Sunan Giri adalah wali yang merencanakan berdirinya Negara Islam pertama di Jawa, yakni Bintara Demak, dan sebagai penasehat militer negara tersebut. Sunan Giri lah yang memberikan gelar Sultan untuk R.Patah menjadi raja Demak yaitu Sultan Akbar ( dalam sumbar Belanda, S. Giri disebut Mohamedanich Paus, atau ”Paus van Java”).
Ketika Majapahit lemah, kemudian diserang dan dikuasai oleh dinasti Girindrawardhana ( Kediri ), maka R. Patah sebagai pewaris Majapahit berusaha merebutnya kembali. Dalam penyerangan itulag S. Giri sebagai penyusun strategi, dan sebagai pelaksananya adalah Panglima Sunan Bonang, dan serangan itu berhasil baik.
S. Giri diakui sebagai yang paling menguasai Agama Islam, oleh karena itu, ketika muncul penyimpangan Syekh Siti Jenar, maka S. Girilah yang memberikan strategi untuk menangkap dan menghukum, serta eksekusi bunuh ( karena mengajarkan agama dengan sesat dan mengacaukan masyarakat ). Ajaran sesat itu kemudian diluruskan.
SUNAN BONANG
Aslinya bernama Raden Makdum Ibrahim ( putera Sunan Ampel dan cucu Maulana Malik Ibrahim ), saudara Sunan Drajat. Dari ibunya Nyi Ageng Malaka ( dewi Candrawati ) adalah puteri Brawijaya dari Majapahit ( sumber:Bahan-bahan Sejarah Islam di Jawa tengah Bagian Utara.Semarang: Lembaga Research & Survey IAIN Walisongo,1982 ).
Peran Sunan Bonang antara lain ialah :
Pertama, termasuk yang ikut mendirikan Kerajaan Demak, kemudian menjadi Panglima Tertinggi Angkatan Perang Demak. Sebagai pemimpin sidang kasus Syekh Siti Jenar, Sidang Pendirian  Masjid Demak, dan juga memimpin pengangkaktan R.Patah sebagai Sultan demak.
Kedua, Sunan Bonang berdakwah di Tuban, Pati, Madura, dan P.Bawean. Dalam berdakwah menggunakan perangkat Gamelan dengan Gendhing-geding  bernuansa Dakwah. S. Bonang termasuk pencipta tembang dan gending bernafaskan Islam, yang amat disukai masyarakat, sehingga menarik masuarakar untuk memeluk agama Islam.
Ketiga, melawan  para pendeta yang  mengobarkan ilmu gaib ( sihir ), dalam rangka menyakinkan bahwa ajaran Islam itu dapat  mengalahkan segala ilmu hitam yang mencekam kehidupan masyarakat. Keberhasilan Sunan Bonang melawan para pendekar ilmu hitam itu, dapat sambutan positif dari masyarakat.
Sunan Bonang  berdakwah keliling daerah mulai dari Tuban,  sampai Madura dan Bawean, yang akhirnya iapun wafat di P. Bawean, kemudian dimakamkan di Tuban, meskipun sebelumnya masyarakat Bawean memginginkan di makam Bawean.Ajaran Sunan Bonang telah dihimpun dalam Het Boek Van Bonang, yang apabila dikaji isi ajarannya mengandung ajaran dari beberapa kitab, antara lain : Ihya’ Ulumuddin ( Imam Ghazali );Quth Al-Qulub ( Abu Tholib Al-Makky ); dan Hayatul Auliya’( Abu Nu’aim al Isfahani ). ( sumber: Ridin Sofwan, Islamisasi di Jawa.( Jogjakarta:Pustaka Pelajar, 2004, hlm.78 ).

SUNAN KALIJAGA
Nama aslinya adalah Raden Said, waktu mudanya dikenal sebagai Brandal lokajaya. Nama panggilannya yang lain adalah Pangeran Tuban, Raden Abdurrahman, dan Syekh Mlaya. ( sumber: Bahan-bahan Sejarah Islam.....,1982,hlm.17). Menurut berita dalam Babad Tanah Jawi, disebutkan bahwa Sunan Kalijaga adalah putera Tumenggung Wilatikta.
Menurut Babad Majapahit  dan Babad Para Wali, Sunan Kalijaga dikukuhkan di hadapan Sunan Giri sebagai Ketua Para Wali di Jawa.
Beberapa hal yang dilakukan oleh S. Kalijaga, antara lain:
Ketika membangun Masjid Demak, S. Kalijaga seangaja membuat ”soko tatal”, yang maksudnya sebagai lambang kebersamaan-persatuan ( dengan bersatu, membuat soko guru yang kokoh ).
Memberantas ajaran yang melenceng dari akidah, yaitu  ajaran sesat”wahdatul Wujud” atau ”Manunggaling Kawula Gusti”, yang diajarkan oleh Syekh Siti Jenar. Menurut Serat Kandaning Ringgit Purwa, dituturkan bahwa Syekh Siti Jenar disidang oleh para wali, termasuk S. Kalijaga, setelah bebar-benar positif Siti Jenar mengakui bahwa dirinya adalah Allah, maka dijatuhi hukuman mati. Kasus ini merupakan tindakan yang tegas dari para wali menghadapi aliran sesat Pantheisme, yang membahayakan akidah Islamiyah, merusak kehidupan beragama yang benar. Dalam hal ini Sunan Kalijaga tidak punya kompromi & bertindak tegas, untuk menyelamatkan masyarakat.
Dalam hal lain, ketika menghadapi agama Hindu/Budha, yang dipakai S.Kalijaga adalah pendekatan budaya, sufistik, namun tetap menjalankan Aqidah Ahlussunnah wal jama’ah. S. Kalijaga lebih berdakwah lebih memperhatikan situasi dan kondisi yang dihadapi, dengan mengadakan perubahan gradual, sedikit demi sedikit memberikan pengaruh Islam pada yang lama, dan tidak menunjukkan radikalitas. Dengan mengisi yang sudah ada, dengan nafas Islam yang semakin lama menjadi Islam yang dominan. Beberapa contoh yang dilakukan oleh S. Kalijaga, antara lain:
Meletakkan motif sengkalan berbentuk Bulus ( hewan yang dianggap suci oleh orang Budha ) pada mihrab Masjid Demak. Dengan demikian, manjadi daya tarik orang yang dulunya Budha mau memeluk Islam.
S.Kalijaga sebagai salah satu pencipta Gamelan Sekaten ( Syahadaten ), yang gendingnya bernama ”Salatun”, ”Sholawatun”, dan ”Rambu” (dari kata Robbul’alamina) ( Ahmad Adaby Darban, Fragmenta Sejarah Islam di Indonesia, hlm. 9 ). Menciptakan jenis dan model pakaian ”Taqwo” ( taqwa ), yang dibuat menutup aurath rapat dan rapi, khas sebagai busana Jawa Islam.
S. Kalijaga juga ikut membesut Wayang Purwa, menjadi pedalangan wayang kulit yang menjadi media dakwah efektik bagi masyarakat Jawa. Pada wayang ini S. Kalijaga bersama S. Bonang, dan S. Ampel ( Janget Tinatelon ), menambah kreasi ceritera seperti Dewa Ruci dan adanya Punokawan ( Semar, Gareng, Petruk, Bagong, Togog, dan lainnya ).
Bersama S.Bonang, S.Kalijaga mumbuat tembang Mocopat, dan permainan anak-anak seperti ”Jethungan”. Tembang yang terkenal seperti Ilir-ilir, kemudian Mocopat sepertia Dandang Gula, Sinom, Megatruh dan sebagainya.
S. Kalijaga juga dikenal sebagai perencana tata-letak ibukota karajaan Demak, yang kemudian ditiru di setiap kabupaten di pulau Jawa ini. Seperti Kraton, Alun-alun dengan 2 pohon beringin ditengahnya ( dua kalimah Syahadat ), dan 99 pohon beringin di sekitarnya ( Asma’ul Husna ). Tata letak itu didasarkan atas falsafah ”Baldatun Toyyibatun wa Robbun Ghofur” ( Ridin Sofwan dkk., Islamisasi Jawa. hlm.122 ).
Tentang wafatnya S. Kalijaga tdak terdapat tanda atau prasasti, namun dimakamkan di Kadilangu dekat Demak.
SUNAN KUDUS
Nama aslinya Ja’far Shiddiq atau Raden Fatihan, putera S. Ngundung dan Syarifah (cucu S. Ampel). Ia diangkat sebagai Penghulu di Kraton Demak. Dalam rangka perang menghadapi Majapahit yang diduduki oleh dinasti Grindawardhana, Jakfar Shodiq diangkat jadi panglima perang  melawan Majapahit. Dalam misinya menyerbu Majapahit,  ia dibantu oleh para bupati yang sudah Moslem, antara lain Bupati madura, Adipati Sumenep, Pamekasan, Balega, Panaraga, bersatu melawan Majapahit, dan berhasil membedah Majapahit.. Setelah menaklukkan Majapahit, maka diteruskan menaklukkan Pengging dibawah  Adipati Handayaningrat.yang berniat ingin merdeka dari Demak.
Dalam rangka menarik umat Hindu masuk Islam, Sunan Kudus menambatkan seekor lembu di pohon  halaman Masjid Menara Kudus. Kemudia iapun berfatwa, bahwa masyarakat kudus tidak boleh menyembelih sapi ( yang dipuja orang Buda ). Melihat hal ini warga Budha, sangat menghargai S. Kudus, dan bahkan ingin masuk agama Islam. Masih banyak lagi kisah S. Kudus.

SUNAN DRAJAT
Nama aslinya ialah Raden Qosim sering disebut juga Raden Syaifuddin, adalah putera S. Ampel.  Sunan Drajat mendapat tugas dari ayahandanya untuk berdakwah di sebelah barat Gresik, namun kapal yang dinaikinya dibawa ombak, maka ia terdampar di Jelog, Banjarwati  Paciran. Ia mulai dengan mendirikan Pondok-Pesantren, yang dalam waktu singkat banyak yang berguru di pesantrennya.
S. Drajat kemudian pindah ke arah selatan, yaitu sekarang namanya nDalem Duwur. Di tempat inilah ia lebih mendapat dukungan dan penganut yang lebih banyak. Adapun metode dakwahnya adalah lebih melalui kesenian, yaitu membuat Syair dan Lagu Jawa. Ajarannya yang dikenal antara lain :
” Berikanlah tongkat pada orang buta ”,
” Berikanlah makan pada orang yang lapar ”
” Berikanlah pakaian kepada orang yang telanjang ”,
” Berikanlah tempat berteduh bagi orang yang kehujanan ”.
Sunan Drajat dimakamkan di Desa Drajat, Paciran Lamongan .

SUNAN  MURIA
Nama aslinya adalah Raden Umar Said, putera S. Kalijaga. Menurut CLN Van Den Berg, dalam bukunya De Hedramaut et les Colonies Arabes,dinyatakan bahawa para wali  termasuk Sunan Muria itu adalah keturunan Arab. Demikian  pula menurut buku Pustoko Darah Agung, dinyatakan bahwa Sunan Muria adalah keturunan Arab.
Cara berdakwah S. Muria mengikuti S. Kalijaga, yaitu tradisi lama yang sudah ada tidak dibabat, namun diberi nafas Islam. Ia menyebarkan Islam di daerah-daerah Jepara, Kudus Trayu dan Juana. Dalam berda’wah menggunakan lagu Mocopat, yang paling digemari adalah Sinom.

SUNAN GUNUNG JATI
Nama aslinya adalah Syarif Hidayatullah/ Fatahillah / Falatehan. Ia keturunan ibunya adalah puteri dari raja Pajajaran, dan ayahnya  raja Mesir. Sejak umur 14 tahun ia telah giat belajar agama Islam, dan pada masa remajanya ia pun telah mempelajari ilmu-ilmu hakikat dari Nabi Muhammad Saw., Nabi Khidhir, Nabi Musa, dan Nabi Sulaiman.
Kegiatan Sunan Gunung Jati antara lain :
Dikenal sebagai penegak Islam dan penyebar Islam di Jawa, dan  memiliki wewenang dua tugas, yaitu berhak mendirikan kadaulatan di Cirebon ( karena anak putri Pajajaran ), dan punya wewenang penyebar agama Islam, karena dianggap keturunan Nabi Muhammad Saw.. Ia termasuk yang kemudian mendirikan Kerajaan Cirebon dan Kerajaan Banten. Meskipun demikian, Sunan Gunung Jati tidak mau mendudukkan dirinya sebagai raja, ia lebih suka berkhidmad pada bidang dakwah/ penyiaran Islam di Jawa, Khususnya Jawa Barat.
Sunan Gunung Jati atau Fatahillah/ Falatehan / Syarif Hidayatullah, punya jasa besar membentengi Pulau Jawa dari pendudukan Portugis. Ketika Portugis akan menjajah pelabuhan Sunda Kelapa, maka berhasil digagalkan dan dikalahkan oleh Fatahillah, kemudian pelabuhan itu diubah namanya dengan Jayakarta  ( Jakarta ).


c.Perkembangan Islam di Sulawesi

Masuknya islam di Sulawesi tidak terlepas dari peranan Sunan Giri di Gresik. Hal itu karena Sunan Giri menyelenggarakan pesantren yang banyak didatangi oleh santri dari luar Jawa, seperti ternate dan hiu. Pada abad ke-16 di sulsel telah berdiri kerajaan hindhu gowa dan tallo. Penduduknya banyak yang memeluk agama islam karena hubungannya dengan kesultanan Ternate.

d.Perkembangan Islam di Kalimantan

Pada abad ke-16, islam mulai memasuki kerajaan Sukadana. Dibagian selatan Kalimantan berdiri kerajaan islam banjar pada sekitar tahun 1526. Panngeran Suriansyah merupakan tokoh yang amat penting dalam sejarah islam di Kalimantan.
Dalam usaha mengembangkan islam/ Syekh muhamad arsyad al-Banjari mendirikan pondok pesantren untuk menampung santri yang datang dari berbagai pelosok Kalimantan. Pada masa berikutnya muncul seorang pahlawan Kalimatan yang sangat berjasa dalam mengembangkan islam. Ia adalah SULTAN AMIRUDIN KHALIFATUL MUKMININ. Yang lebih dikenal nama pangeran Antasari.

e.Perkembangan Islam di Maluku dan Irian

JAYA Penyebaran islam di Maluku tidak lepas dari jasa para santri Sunan Drajat yang berasal dari Ternate dan Hitu. Di Maluku ada 4 kerajaan bersaudara yang berasal dari keturunan yang sama yaitu Ternate, Tidore, Bacan dan Jailolo. Raja Tidore masuk islam dan mengganti nama menjadi Sultan Jamalludin.
Demikian juga raja Jailolo, ia masuk isalm dan mengganti nama menjadi Sultan Hassanudin. Peran kesultanan Ternate dalam penyebaran islam baru dimulai pada masa Sultan Zaenal Abidin. Ia juga berhasil mengambangkan islam ke Maluku dan Irian Jaya bahkan sampai ke Filipina.

B.Hikmah Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia 
Setelah memahami bahwa perkembangan Islam di Indonesia memiliki warna atau ciri yang khas dan memiliki karakter tersendiri dalam penyebarannya, kita dapat mengambil hikmah, diantaranya sebagai berikut :
1.                       Islam membawa ajaran yang berisi kedamaian.
2.                       Penyebar ajaran Islam di Indonesia adalah pribadi yang memiliki ketangguhan dan pekerja keras.
3.                       Terjadi akulturasi budaya antara Islam dan kebudayaan lokal meskipun Islam tetap memiliki batasan dan secara tegas tidak boleh bertentangan dengan ajaran dasar dalam Islam.
C.Manfaat dari Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia 
Banyak manfaat yang dapat kita ambil untuk dilestarikan diantaranya sebagai berikut :

1.                       Kehadiran para pedagang Islam yang telah berdakwah dan memberikan pengajaran Islam di bumi Nusantara turut memberikan nuansa baru bagi perkembangan pemahaman atas suatu kepercayaan yang sudah ada di Nusantara ini.
2.                       Hasil karaya para ulama yang berupa buku sangat berharga untuk dijadikan sumber pengetahuan.
3.                       Kita dapat meneladani Wali Sanga
4.                       Menjadikan masyarakat gemar membaca dan mempelajari Al-Qur’an.
5.                       Mampu membangaun masjid sebagai tempat ibadah dalam berbagai bentuk atau arsitektur hingga kee seluruh pelosok Nusantara.
6.                       Mampu memanfaatkan peninggalan sejarah, termasuk situs-situs peninggalan para ulama, baik berupa makam, masjid, maupun peninggalan sejarah lainnya.
7.                       Seorang ulama atau ilmuwan dituntut oleh islam untuk mempraktikan tingkah laku yang penuh keteladanan agar terus dilestarikan dan dijadikan panutan oleh generasi berikutnya.
8.                       Para ulama dan umara bersatu padu mengusir penjajah meskipun dengan persenjataan yang tidak sebanding.